,
Yogyakarta,
sebuah kota yang tak
diragukan lagi keindahannya, kota ini memiliki berbagai tempat wisata
serta
tempat perbelanjaan yang memiliki keunikan tersendiri. Kota ini juga
telah
dikenal berbagai turis asing, sehingga tak heran jika kita sering
bertemu turis
asing ketika disana. dari pengalaman saya dan teman-teman, sekitar
Minggu kedua bulan Mei kemarin, bertepatan dengan tanggal 17-19 Mei
2013, tanpa sengaja aq (Mamila Ziyyit Tuqo), Dian Afrianti, Dina
Wiratuningsih, dan Umi Nur Laela berangkat ke Jogja dengan membawa
sepeda motor. Perjalanan panjang sekitar 130 km dari semarang memakan
waktu sekitar 3-4 jam dengan rata-rata kecepatan 90 km/jam. Rute yang
kami lalui adalah dari UNNES(Sekaran,
Gunungpati)-Ungaran-Bawen-Ambarawa-Jambu-Temanggung-Magelang-Jogjakarta.
Kami
tiba di Jogjakarta sekitar pukul 20.00 WIB, karena kami berangkat pukul
16.30 WIB. Kunjungan pertama adalah di Malioboro. dan kami sekalian
makan malam di sepanjang jalan Malioboro.
Jalan Sepanjang Malioboro |
Jalan Malioboro adalah nama salah satu
jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu
Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara
keseluruhan terdiri dari Jalan
Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan
ini merupakan poros Garis
Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan
tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung,
Pasar Beringharjo, Benteng
Vredeburg dan Monumen
Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan
khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta
terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman
yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening
art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini. (Wikipedia)
Keesokan
harinya kami meneruskan perjalanan kami, yang aslinya memiliki tujuan
ke UGM untuk menemui salah satu dosen di sana, waktu perjalanan, kami
berhenti di tugu Yogyakarta.
Tugu Yogyakarta |
Tugu Yogyakarta
adalah sebuah tugu atau menara yang sering dipakai sebagai
simbol/lambang dari kota Yogyakarta. Tugu ini dibangun oleh
Hamengkubuwana I, pendiri kraton Yogyakarta.
Tugu yang terletak di perempatan Jl Jenderal Sudirman dan Jl. Pangeran
Mangkubumi ini, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang
bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja dan gunung
Merapi.
Pada saat melakukan meditasi, konon Sultan Yogyakarta pada waktu itu
menggunakan tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak gunung
Merapi.
Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogya,
dan sering dikenal dengan istilah “tugu pal putih” (pal juga berarti
tugu), karena warna cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih.
Tugu pal ini berbentuk bulat panjang dengan bola kecil dan ujung yang
runcing di bagian atasnya. Dari kraton Yogyakarta kalau kita melihat ke
arah utara, maka kita akan menemukan bahwa Jalan Malioboro, Jl
Mangkubumi, tugu ini, dan Jalan Monument Yogya Kembali akan membentuk
satu garis lurus persis dengan arah ke puncak gunung Merapi (Wikipedia).
di perempatan tugu Yogyakarta |
Kamipun duduk di
sebuah kursi yang berada di perempatan tugu Yogyakarja, di jalan arah
menuju Malioboro. Kursi yang kami duduki merupakan kursi khas, yang
hanya ada di Yogyakarta. yang tertuliskan pyramid Yogyakarta.
Setelah itu, kami pergi ke alun-alun utara yogyakarta, dan menuju ke keraton Yogyakarta. Karcis parkir hanya Rp 3000 saja,
Karcis Parkir Alun-alun Utara |
Depan Keraton Yogyakarta |
Karcis Ke keraton Yogyakarta |
Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih
dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup
kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menjadi
tempat tinggal raja dan keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat
perkembangan budaya Jawa, sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut. Di
tempat ini wisatawan dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya
Jawa terus hidup serta dilestarikan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran
Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian
Giyanti. Dipilihnya Hutan Beringin sebagai tempat berdirinya kraton dikarenakan
tanah tersebut diapit dua sungai sehingga dianggap baik dan terlindung dari
kemungkinan banjir. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat
gempa besar pada tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri dengan
kokoh dan terawat dengan baik.
di dalam keraton |
Di dalam Keraton |
Foto dengan Turis Jerman |
Setelah mengunjungi keraton, kami berhenti dulu di alun-alun utara yogyakarta. Alun-alun utara atau dalam Bahasa
Jawa disebut Alun-alun Lor merupakan salah satu land mark Kota
Yogyakarta yang berupa sebuah tanah lapang yang berada di depan Keraton
Yogyakarta. Disebut Alun-alun Lor karena di Kota Yogyakarta terdapat dua
alun-alun yang letaknya di sebelah selatan dan utara dari Keraton Yogyakarta.
Alun-alun Lor berbentuk persegi dengan luas 150 x 150 meter dengan dua pohon
beringin besar berpagar yang berada di tengah alun-alun. Dua Pohon Beringin
Besar itu masing-masing diberi nama Kyai Dewandaru dan Kyai Wijayandaru. Pada
masa lalu di sekeliling Alun-alun Lor ditanam 63 Pohon Beringin yang
melambangkan umur Nabi Muhammad SAW.
Alun-alun lor Yogyakarta |
Setelah
itu, waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, dan kamipun langsung menuju
kampus UGM. Kami berada di UGM sampai pukul 14.00 WIB. dan setelah itu
kami menuju ke pusat perbelanjaan sepanjang jalan Malioboro, tepatnya di
pasar Bringharjo. kami makan dulu di dalam pasar, dengan menu makanan
Gudeg Yogyakarta.
Gudeg Yogyakarta |
Makan |
Gudeg (bahasa Jawa gudheg)
adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka
muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat
masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang
dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah
santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Terakhir adalah belanja di pasar bringharjo. Pasar Beringharjo
adalah pasar tradisional yang terletak di Jl. Jend A. Yani Kawasan
Malioboro, Yogyakarta. Pasar ini terkenal dengan koleksi dagangan batik,
baik yang berupa kain batik
ataupun produk garmen batik lainnya seperti, daster, celana pendek,
piyama dll. Lokasi pasar ini bersebelahan dengan museum sejarah Benteng
Vredeburg dan berseberangan dengan Gedung Agung.
Pasar ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata dan sekaligus
merupakan pusat kegiatan perdagangan produk batik Yogyakarta.
Waktu
telah menunjukkan pukul 17.00 WIB dan saatnya untuk pulang ke Semarang,
namun kami Sholat magrib dulu, dan akhirnya kami pulang ke Semarang
memakan waktu 3 jam perjalanan.
0 Response to "Touring Jogjakarta"
Posting Komentar